Informasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Akademik 2024-2025, Anda dapat menghubungi Whatsapp Centre 0811-5872-300, 0812-5660-8604

Menyiapkan Pemimpin Masa Depan Dimulai dari Keteladanan

PEMIMPIN hari ini adalah pemuda hari kemarin. Dan, pemimpin hari esok adalah pemuda hari ini. Demikianlah adagium populer yang sering kita dengar.

Tanggungjawab besar yang melekat pada generasi hari ini adalah mempersiapkan calon pengganti genarasi masa depan. Hari ini adalah milik kita, tetap hari esok adalah milik anak-anak kita.

Hari ini kitalah yang meberi warna kehidupan bangsa yang kita cintai ini, tetapi esok hari yang akan melakukannya adalah generasi calon pengganti kita.

Hari ini kita sudah berbuat dan apa yang kita lakukan rasanya juga sudah maksimal. Waktu, tenaga, pikiran. Rasanya kita sudah kerahkan semuanya tetapi pada kenyataannya hasil yang kita capai belum maksimal. Belum banyak yang bisa kita berikan kepada bangsa, negara dan agama yang kita cintai ini.

Orang tua hari ini tinggal menghitung hari saja. Waktu untuk berbuat segera akan berakhir. Selanjutnya anak-anak kitalah yang akan mengambil peran. Merekalah yang akan menentukan seperti apa situasi bangsa ini ke depan.

Mereka akan tampil memikul beban amanah dan tanggungjawab mengambil peran. Entah itu mereka siap atau tidak siap, rela atau terpaksa, kompeten ataupun tidak. Oleh karena itu sebagai orang tua bijak harus menyiapkan anak-anak kita untuk tampil sebagai generasi penerus yang mumpuni.

Sebagian orangtua menyadari benar tanggungjawab itu. Namun tidak sedikit juga orang tua yang tidak mau ambil pusing. Egois, bahkan menurut mereka urusan masa depan adalah urusan nanti yang tidak perlu pusing-pusing dipikirkan saat ini. Biar waktu saja yang menentukannya.

Padahal jika kita berfikir lebih jernih bahwa apa yang saat ini kita rasakan tidak lepas dari apa yang dilakukan oleh pendahulu-pendahulu kita.

Sebagai orangtua bertanggungjawab, yang menginginkan lahirnya genarasi yang kuat shaleh dan shalehah maka mereka merekayasa dirinya menjadi pribadi yang baik.

Dengan pribadi-pribadi yang baik inilah akan terbentuk lingkungan keluarga yang baik yang di dalamnya akan tumbuh generasi yang baik pula.

Kita sebagai orang tua harus memasang tekad. Membuat program dan menyusun langkah strategis. Mempersiapkan diri dan keluarga kita agar dapat berdiri tegar menghadapi tantangan yang kita alami saat ini.

Serbuan budaya barat begitu gencar yang telah memporak-porandakan moral genarasi kita. Ini harus dilawan. Jangan menyerah begitu saja dengan menyerahkan anak-anak kita dikendalikan oleh alat-alat elektronik, game online, internet, Facebook, Twitter dan sebagainya.

Orangtua yang sadar harus menjadi contoh dalam hal tersebut. Ketika anak ingin dijauhkan atau dihindarkan dari dampak negatif dari kemajuan teknologi yang yang paling pertama menjauhinya adalah orang tua.

Tentu menjauhi dalam pengertian mempergunakan teknologi untuk keperluan yang baik saja. Kemudian yang sangat penting juga bagi orang tua adalah menjadi tauladan dalam melakukan kebaikan.

Mendatangi masjid shalat jamaah, mendatangi majlis-majlis ilmu, akrab dengan al Quran. Sebagai orangtua kita harus menampakkan akhlak yang baik di tengah-tengah keluarga, sabar dalam membimbing anak dan istri.

Jangan sampai yang kita lakukan kontra produktif dangan yang kita inginkan. Kita menginginkan anak kita mencintai shalat jamaah tetapi ketika azan dikumandankan kita sebagai orangtua lebih asyik ngobrol.

Kita menginginkan anak kita akrab dengan al-Quran tetapi kita sebagai orangtua memberikan contok lebih akrab dengan HP. Naudzubillahi mindzaalik.

Akhir kata, semoga Allah Subhanahu Wata'ala membimbing kita menjadi orangtua bertanggungjawab, Aamiin.

__________
*UST. FIRDAUS,
penulis adalah pendidik dari lingkungan Pondok Pesantren Hidayatullah Bontang