Informasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Akademik 2024-2025, Anda dapat menghubungi Whatsapp Centre 0811-5872-300, 0812-5660-8604

Lima Tahun Tak Pulang Kampung, Jumadi Obati Rindu Melalui Telepon

SEJAK 2011 silam, Abdul sapaannya memutuskan ‘hijrah’ dari kota kelahirannya, Flores, Nusa Tenggara Timur menuju Bontang. Kepindahannya ini dilatar belakangi karena keinginan orang tuanya yang ingin memasukkan anaknya ke sebuah pesantren. Dipilihnya Bontang sebagai kota tempat menimba ilmu disebabkan permintaan sang paman kepada orang tuanya agar Abdul bisa ‘mondok’ di Bontang. Abdul menuturkan, keluarganya yang ada di Bontang saat ini hanyalah kakak dan pamannya saja.

Diceritakannya, sudah 5 tahun ini, Ia belum pernah menginjakkan kakinya lagi di kota kelahiranya itu. Sejak kelas 1 Madrasah Tsanawiyah (setara SMP), jika masa liburan tiba, Ia hanya menjalankan aktivitasnya di lingkungan pesantren saja. Ia mengaku, sewajarnya seorang anak, rasa rindu terhadap orang tuanya terkadang sesekali menyelimuti dirinya.

“Kangen sih, tapi memang belum ada kesempatan. Orang tua juga menyarankan nunggu lulus aja. Kalau kangen biasanya telpon lewat handphone kakak saya, soalnya kalau disini (Pesantren Hidayatullah, Red) santri dilarang bawa handphone,” ujarnya Minggu (3/1) pagi saat ditemui Bontang Post di Masjid Hidayatullah.

Abdul sendiri saat ini duduk di kelas 2 Madrasah Aliyah (setara SMA). Ia mengungkapkan, alasannya tidak pulang kampung saat liburan tiba adalah perjalananya yang jauh. Selain itu memang sampai saat ini Ia belum memiliki kesempatan.

“Dulu waktu kelas 3 SMP pernah hampir pulang. Waktu itu salah satu kakak saya ada yang meninggal, cuma karena waktu itu waktunya bertepatan dengan momen persiapan ujian nasional, akhirnya dibatalkan. Jadi hanya paman saya saja yang kesana, orang tua menyarankan pulangnya nanti saja setelah lulus SMA,” ungkapnya.

 Walau sudah 5 tahun tidak pulang, Ia tetap tidak pernah merasa kesepian. Pasalnya di Hidayatullah sendiri Ia memiliki banyak teman santri yang memiliki nasib sama sepertinya. Kendati demikian, Ia tetaplah yang paling ‘memecahkan rekor’ untuk masalah ini.

“Disini saya juga punya banyak teman sehingga tidak pernah kesepian. Saya pun kadang-kadang mengatasi jenuh dengan pergi mengunjungi rumah kakak dan paman saya. Tetapi tetap harus izin dulu jika ingin keluar area pondok. Alhamdulillah selama disini saya banyak mendapat ilmu dan pengalaman,” pungkasnya (*)

Sumber: Bontang Post